Rock Legend - Dream Theater, Band Metal Multi Talenta. Bagi pecinta rock metal nama ini tentu tidak asing lagi, karena dianggap sebagai kiblat musik rock metal progressive dunia.
Nama-nama seperti John Petrucci, John Myung dan Mike Portnoy menjadi kiblat musisi dengan latar belakang instrumen musik yang mereka kuasai, yaitu gitar elektrik, gitar bass dan drumm. Tidak heran, karena ketiganya dianggap sebagai motor penggerak grup band legendaris Dream Theater. Ketenaran band ini setara atau bahkan di atas dari nama-nama band seperti Iron Maiden, Deep Purple atau Metallica bila melihat kualitas skill dan harmonisasi antar instrumen musik di dalamnya. Namun seperti apa Dream Theater itu sendiri ?
John Petrucci, John Myung dan Mike Portnoy, Tonggak Berdirinya Dream Theater
Tahun 1985 adalah awal kemunculan legenda musik yang kelak lebih dikenal dengan nama Dream Theater. Bermula dari pertemuan antara John Petrucci dan John Myung sebagai mahasiswa di Berklee College of Music di Bolton, untuk mengisi waktu luang keduanya membentuk sebuah band. Pertemuan keduanya dengan Mike Portnoy di sebuah ruang latihan di kampus tersebut menjadi sebuah proses negosiasi 2 hari bernilai puluhan tahun.
Untuk melengkapi formasi instrumen yang kosong yaitu keyboard, Petrucci menghubungi temannya, Kevin Moore. Mereka bermain musik instrumental. Namun karena ada keinginan untuk menjadikan band tersebut benar-benar lengkap, mereka menarik Chris Collins sebagai vokalis. Band terbentuk lengkap namun belum memiliki identitas.
Ketika group band Rush sedang konser, mereka berlima mengantri tiket. Saat terdengar suara dari boom box ending lagu Bastille Day dari Rush, Portnoy menggumam dengan mengungkapkan kata 'majestic' yang bisa berarti luar biasa atau penuh keajaiban. Istilah itu mengilhami mereka untuk menamakan bandnya dengan kata 'Majesty' yang kemudian menjadi tenar (sumber dokumentasi DVD Score).
Kesibukan di perkuliahan dan juga mengajar membuat Petrucci, Myung dan Portnoy dihadapkan pada pilihan sulit, apakah tetap mengikuti dunia pendidikan musik atau benar-benar terjun sebagai pelaku musik dalam tubuh Majesty. Akhirnya ketiganya memilih untuk menekuni musik secara total dan keluar dari Berklee College of Music. Kevin Moore yang juga sedang pendidikan di SUNY Fredonia turut keluar dari sekolahnya dan memilih untuk menetap di group Majesty, termasuk Chris Collins. Namun pada November 1986 Collins keluar karena perbedaan pandangan dengan personil lain.
Pencarian vokalis baru pengganti Chris Collins akhirnya berakhir saat Charlie Dominici bergabung. Mereka kemudian melakukan tour keliling. Pada saat tour di Las Vegas, mereka menemukan ada band lain yang bernama Majesty dan telah memiliki hak paten atas nama tersebut. Akhirnya mereka sepakat untuk mengganti nama band. Sejumlah nama Glasser, Magus dan M1 pernah diusulkan. Namun ayah Portnoy menyarankan untuk menggantinya dengan nama Dream Theater, mengambil sebuah nama gedung pertunjukan di Monterrey, California.
Bergantinya nama menjadi Dream Theater membuat logo band juga diganti. Logo yang sebelumnya bertuliskan Majesty diganti dengan simbol yang terkenal hingga kini, yaitu Majesty Symbol, yang diambil dari lambang Mary Queen of Scots dibuat oleh Charlie Dominici. Simbol ini menjadi artwork pada album pertama mereka tahun 1989 (When Dream and Day Unite). Simbol ini juga dijadikan tato oleh Portnoy dan Dominici.
Eksistensi Dream Theater Dan Pergantian Personel
Setelah konser When Dream And Day Unite (WDADU) berjalan, Dominici keluar. Namun karena masih terikat kontrak, ia melanjutkan karirnya di Dream Theater hingga selesai kontrak WDADU.
Sekeluarnya Dominici, band melakukan audisi untuk mencari penggantinya. Audisi diikuti oleh kurang lebih 200 orang. Tahun 1990 mereka memperkenalkan Steve Stone sebagai vokalis. Namun hanya memainkan 3 lagu, mereka mengeluarkan Stone karena performa buruk. Dream Theater akhirnya hanya bermain instrumental saja dengan nama YtseJam, kebalikan dari kata 'Majesty'. Hingga pertengahan tahun 1992 mereka tidak memiliki rencana untuk melakukan konser. Namun dalam rentang waktu itu mereka rajin menulis lagu untuk rencana album mereka Images And Words.
Pada akhir 1991 mereka menerima kiriman kaset rekaman dari Kanada milik Kevin James Labrie, vokalis band Winter Rose yang beraliran 'glam rock'. Labrie diundang untuk ikut audisi, dan setelah 3 lagu personel lama Dream Theater tertarik lalu mengangkat Labrie sebagai vokalis baru. Labrie memutuskan untuk tidak memakai nama Kevin di depannya, hanya dengan James Labrie saja, karena menurutnya sudah ada personel lain yang sudah memakai nama Kevin yaitu Kevin Moore. Selang waktu akhir 1991 hingga pertengahan 1992 instrumentalia ala Dream Theater dilakukan sembari melakukan persiapan album Images And Words bersama vokalis baru.
Sukses album kedua Images And Words menyemangati mereka untuk menelurkan album berikutnya, Awake. Namun berita mengejutkan muncul ketika Kevin Moore merencanakan akan mengundurkan diri untuk berkarir dan mengembangkan minat musiknya yang sudah ada dalam angan-angannya. Rampungnya album ketiga Awake yang diiringi keluarnya Kevin Moore menyebabkan kekosongan formasi keyboard untuk menjalani tour album. Sejumlah nama besar seperti Jens Johansson dari Stratovarius pernah diajak, namun Dream Theater tetap merasa kurang pas.
Tercetus nama Jordan Rudes yang mereka lihat di majalah 'Keyboard Magazine' yang mendapatkan gelar 'best young talent' dan mereka menghubungi Rudes. Jordan Rudes tertarik untuk bergabung, namun band lama Rudes ingin tetap ia berada di band The Gixie Gregs untuk tour. Rudes setuju untuk bergabung di lain waktu. Akhirnya untuk menjalani tour Awake, Dream Theater mengajak mantan alumnus Berklee College of Music yaitu Derek Sherenian yang pernah bergabung dengan Alice Cooper dan Kiss. Akhirnya Derek diangkat menjadi pemain tetap selama promo tour.
Selesai tour Awake, untuk pembuatan album baru berikutnya dihadapkan pada masalah personil. Dream Theater memutuskan untuk tidak membuat album baru dan hanya membuat epic A Change of Seasons yang ditulis tahun 1989 dan merupakan bagian dari album Images And Words. Karena terlalu panjang A Change Of Seasons tidak dimasukkan dalam Images And Words. Untuk melegalkan epic A Change Of Seasons, Dream Theater melakukan petisi kepada East West Records. A Change Of Seasons dirilis dalam bentuk Extended Play (EP) yang menyertakan bonus cover song, dan juga menjadi kontribusi pertama Derek Sherenian dalam band ini.
Sukses epic A Change Of Seasons membuat mereka termotivasi untuk membuat album berikut yaitu Falling Into Infinity, dimana ini adalah keterlibatan penuh pertama pembuatan album oleh Derek Sherenian. Namun sukses Falling Into Infinity membuat Derek Sherenian keluar karena ingin bersolo karir dengan konsep musik miliknya.
Jordan Rudes, Warna Baru Dream Theater
Tahun 1997, Mike Varney dari Magna Charta Records mengajak John Petrucci dan Mike Portnoy untuk bergabung dalam sebuah side proyek supergroup, yang juga diisi oleh Tony Lenvin (bass) dan Jordan Rudes (keyboard) yang telah selesai tour dengan The Gixie Gregs. Supergroup ini dinamakan dengan Liquid Tension Experiment (LTE). Selesai side job proyek, Dream Theater kembali melirik Jordan Rudes, dan akhirnya Rudes diangkat menjadi personil baru hingga saat ini. (Silahkan lihat dan download video Rock Legend Dream Theater Metropolis Reunited With Charlie Dominici And Derek Sherenian )
Bersama Jordan Rudes, Dream Theater mengeluarkan album Metropolis 2 : Scenes From A Memory dan double album Six Degrees Of Inner Turbulance. Tahun 2003 Dream Theater menelurkan album non konsep Train Of Thought yang dipengaruhi trash super group Metallica.
Juni 2005 Dream Theater mengeluarkan album studio ke delapan dengan delapan lagu yaitu Octavarium. Setelah itu mereka mengeluarkan album live yang berjudul Score yang direkam tanggal 1 April 2006 di Radio City Music Hall, US dalam rangka memperingati 20 tahun terbentuknya Dream Theater. Tahun 2007 mereka mengeluarkan album dengan label yang berbeda yaitu Road Runner Records yang berjudul Systematics Chaos dengan 8 lagu.
Dilema Mike Portnoy, Masuknya Mangini
Awal tahun 2010, dunia musik digegerkan dengan hengkangnya Mike Portnoy dari Dream Theater. Personel yang lain protes dengan keputusan itu dan berusaha mencegah Portnoy keluar untuk menjadi additional tour band Avenge Sevenfold (A7X). Namun pada akhirnya Portnoy benar-benar tetap pada pendiriannya, yang kemudian menjadi keputusan yang salah karena dia menyesal keluar dari Dream Theater. Keluarnya Portnoy bahkan sempat membuat Jordan Rudes menangis. Dream Theater sempat menawari Portnoy untuk bergabung kembali, namun ditolak oleh Portnoy karena dia lebih untuk menjadi additional.
Sempat vakum sekian lama, Dream Theater sampai harus melakukan audisi untuk drummer. Terpilihlah Mike Mangini sebagai anggota baru Dream Theater pada tahun 2012 lalu. Mantan drummer rock legend 'Extreme' ini adalah pengajar di Berklee College Of Music, dan demi bergabung dengan rock legend seperti Dream Theater dia rela meninggalkan aktivitasnya. Tahun 2012 pula Mike Mangini terlibat penuh dalam album On The Back Of Angels. Kualitas Mangini tidak beda dengan Mike Portnoy, meskipun sebagian orang masih memiliki anggapan skill Portnoy masih di atas Mangini.
Hadirnya Mangini memunculkan optimisme sekaligus dilema bagi Dream Theater, karena Mike Portnoy pernah datang dan ingin kembali bergabung. Namun kedatangan Mangini tampaknya telah menjawab kebutuhan drummer andal sekelas Portnoy meskipun harus berjuang melawan dilema Portnoy.
(dari berbagai sumber)
0 komentar :
Post a Comment